Jumat, 28 Juli 2023 – 13:46 WIB
Malang – Potensi terjadinya politik identitas pada Pemilu 2024 nanti, diprediksi masih akan ada. Bahkan yang perlu diantisipasi, adalah turut membawa isu-isu tentang ras. Setidaknya hal itu terlihat dalam diskusi yang digelar Cangkir Opini.
Baca Juga :
5 Fakta Kucing Mixdome, Ras Campuran dengan Keunikan yang Beragam
Cangkir Opini mengajak generasi milenial di Malang seperti mahasiswa, pegiat partai politik, pemuda berbagai organisasi berdiskusi soal Pemilihan Umum 2024.
Tema yang diambil adalah, ‘Mewujudkan Politik Harmoni Menuju Pemilu 2024 yang Sejuk dan Damai’. Isu politik identitas menjadi bahasan yang hangat dan panjang. Politik identitas susah untuk dihindari, ancaman polaritas selalu menghantui disetiap gelaran pemilu.
Baca Juga :
Hoaks! Belanda Janji Berikan Kompensasi Rp2.417 Triliun Setelah Akui Kemerdekaan Indonesia
Diskusi Pemilu 2024 yang Sejuk dan Damai oleh Cangkir Opini
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Wahyudi Winarjo, menganggap situasi politik saat ini tidak setinggi 5 tahun lalu. Potensi ujaran kebencian, hoaks, bullying atau black campaign dianggap lebih rendah dibandingkan 5 tahun lalu.
Baca Juga :
Anggota DPR Ajak Semua Pihak Tangkal Hoaks di Pemilu 2024
“Saya tidak tahu kalau nanti muncul pasangan yang lebih mengedepankan pemikiran yang ada sektarian hingga terjadi benturan seperti masa lalu. Tapi kayaknya tidak,” kata Wahyudi, Jumat, 28 Juli 2023.
Wahyudi mengatakan, politik identitas lumrah terjadi di negara mana saja. Menurutnya, kekuasaan acap kali dirajut dan dibangun dari politik identitas.
Halaman Selanjutnya
Persoalannya adalah, apakah politik identitas dipergunakan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa. Dikatakan Wahyudi, hal yang tidak baik adalah politik identitas yang mengganggap identitas yang lain tidak baik.
Quoted From Many Source